It is about free pages, Free stuff, Free image hostings, best links, most found links for share.

Jadi sumber korupsi, hapus APBN-P: Rp 60 Triliun di grogoti Parpol

ADSENSE HERE!
Demikian judul berita Cahaya Reformasi online pada Pada Rabu, 20 Maret 2013 | 06:43 WIB. Berita ini mengutip pernyataan Mantan Mentri keuangan Rizal Ramli. Selanjutnya, pernyataan Rizal Ramli sebagai berikut:

"Kenapa tiap tahun harus ada APBN-P? Model APBN-P ini harus dihapus, karena di situlah sumber korupsi. Dari Rp400 triliun, 15% atau Rp60 trilunan dikorupsi parpol," kata ekonom senior Rizal Ramli di Rumah Perubahan, Tebet, Selasa (19/3).

Ia heran, Menteri Keuangan di era Presiden SBY katanya hebat, tapi kenapa harus ada APBN-P yang artinya APBN yang sudah ditetapkan, lantas dalam 6 bulan ada perubahan. "Kalau Menkeu tidak bisa memprediksi kondisi setahun ke depan, lebih baik istirahat saja jadi menteri," ujarnya.

TERUS TERJADI

Kalau model Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tetap dipertahankan, maka korupsi akan terus terjadi. "Maka, Presiden mendatang, kalau ingin bersih dan punya visi, janganlah menggunakan model APBN-P," katanya.

Menurut bekas Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur tersebut, presiden yang akan datang memang harus punya tiga hal, yakni visi, karakter, dan leadership (jiwa kepemimpinan) yang kuat.

Ditambahkannya, pada zaman sebelum SBY, korupsi hanya sebesar 30 persen. Namun kini telah meningkat menjadi 45 persen. "Terbukti telah terjadi peningkatan 15 persen korupsi," ujarnya.

Peningkatan tersebut terlihat saat pembahasan dan perencanaan APBN. Menurutnya, dalam pembahasan dan perencanaan APBN lah yang menyebabkan korupsi meningkat 15 persen. "Sebelum zaman pemerintahan SBY, belum pernah ada korupsi dalam pembahasan dan perencanaan," katanya. Demikianlah total berita dari Cahaya Reformasi online.

Sebuah Pertanyaan

Jika pernyataan Rizal Ramli diatas benar, lalu apa prestasi yang telah dilakukan oleh para Presiden kita pasca lengsernya Soeharto? Karena, yang saya tahu, korupsi 30 persen itu, telah terjadi sejak zaman Presiden Soeharto. Istilahnya zaman itu kebocoran yang terjadi sebesar 30 persen, demikian pernyataan Prof Widjojo Nitisastro. Jika tingkat kebocoran uang Negara tetap diangka 30 persen pasca reformasi, bahkan 45 persen pada era SBY, maka sangat wajar, jika sebagian masyarakat kita, merindukan kembali zaman kepemimpinan Soeharto.

Lalu untuk apa semua pengorbanan nyawa yang telah diberikan mahasiswa dalam tragedi Semanggi satu dan Semanggi dua, serta pengorbanan-pengorbanan yang lain?


Halaman Orisinil disini

ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © About Much Link Found in This Blogspot. All rights reserved. Template by CB