It is about free pages, Free stuff, Free image hostings, best links, most found links for share.

Korupsi Disebabkan oleh Sex

ADSENSE HERE!
Minggu ini kita disuguhi banyak berita korupsi pemilik kuasa. Sejurus dengan itu selalu ada wanita yang yang disimpan (maksudnya WIL). Seperti: Irjen Djoko Susilo, tersangka koruptor simulator SIM, ada Dita, mantan putri solo. Gubernur Riau (Gubri) Rusli Zaenal tersangka koruptor lapangan tembak atlet PON, ketika digembok rumahnya oleh KPK ada Syarifah Damiati Aida yang menempatinya. Sebelumnya Luthfi Hasan Ishak, tersangka koruptor daging sapi Impor, ada Maharani yang bersama dengan asisten pribadinya.

Ada tiga faktor yang dominan dari informasi itu: harta (kekayaan), tahta (kuasa) dan wanita (sex) dikenal dengan tiga Ta. Ketiganya saling berhubung kait. Pola hubungan ketiga unsur tersebut sepertinya berbanding lurus. Kuasa besar akan menghasilkan kekayaan besar. Kekayaan besar akan menghasilkan nafsu besar. Susunan kalimat ini bisa ditukar gantikan, namun tetap berbanding lurus. Cobalah disusun ulang sesuai selera, hasilnya tetap sama, berbanding lurus. Besar, besar dan besar. Karena berbanding lurus, maka ketika salah satu faktor dirubah, maka faktor-faktor yang lain juga akan berubah. Begitulah kira-kira perhitungannya secara matematis. Katakanlah kekuasaan kita sifati dengan kecil, maka hasilnya adalah kekayaan sedikit dan nafsu juga kescil. Begitulah hukum perbandingan bekerja.

Dari tiga faktor Ta yang secara natematis bobotnya seimbang, ada baiknya kita coba melihat lebih jauh dari sudut pandang lain. Tujuannya hanyalah untuk mengetahui akar masalah, atau penyebab yang sangat mendasar sehingga terjadi korupsi? Kalau berdasarkan urutan penyebutan: harta, tahta dan wanita, itu tergantung dari mana kita melihatnya. Dari depan: harta, dari belakang: wanita. Tahta menjadi tak terlihat, karena terapit oleh harta dan wanita. Kalau kita di tengah? Dari atas atau di bawah? Kalau di bawah, tahta tepat di atas kepala kita, wanita dan harta di kedua sisinya. Sedangkan kalau di atas, tahta berada di bawah kita, wanita dan harta di kedua sisinya. Bisa dilanjutkan dengan berbagai kemungkinan yang lain. Yang pasti penyebutan itu hanya karena sudah biasa didengar secara turun temurun dalam budaya kita. Penulis belum mendapatkan cita rasa khusus ketika penyebutannnya di buat dengan berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan. Umpamanya wanita disebut dulu atau tahta yang di dulukan. Dengan demikian, penempatan kosa kata dalam urutan tulisan ini menjadi suka-suka tanpa rasa dan prasanka. Karena penulis baru mencoba belajar merasa dan melatih berperasaan serta berupaya menjauhi prasangka. Maka dalam rangka menjaga obyektifitas, tidak boleh lagi nge-rasa-ni. Terlepas dari segala rasa dan prasangka, ketiga faktor itu diterawang karena selalu berulang dan memiliki pesona yang menggairahkan. Hampir semua yang punya tahta bermasalah dengan harta, kemudian ada wanita. Atau ketika bermasalah dengan wanita, karena ada harta dan tahta. Dan ketika wanita bermasalah dengan harta, karena memiliki tahta. Mbulet... Akupun teringat kata orang tua-tua: isi dunia hanya tiga hal itu. Apabila kita bisa lepas dari perangkapnya, maka selamatlah dari penjara di dunia ini, namun sebaliknya kalau kita sengaja masuk dalam perangkapnya, maka menjadi penjaralah dunia ini. Ya, aku maklum. Itulah hakikat hidup dan aku benar-benar harus belajar merasakan petuah itu, agar tak keliru menjalani hidup bersama harta dan wanita. Namun pikiranku masih terus melayang-layang menjelajahi berbagai sudut peradaban umat manusia dengan mengaitkan ketiga faktor  yang menjadi inti dunia. Dimana raja-raja tempo dulu di setiap bangsa selalu memiliki wanita lain selain permaisuri, dengan sebutan wanita simpanan, gundik atau selir. Untuk menghidupi wanita simpanan, dibutuhkan harta. Boleh juga dibalik, karena punya harta, maka wanita bersedia dijadikan simpanan. Harta didapat karena tahta. Silakan anda putar-putar penempatan ketiga kata itu, mungkin akan menemukan cita rasa yang berbeda. Aku terus memutar otak dan berandai-andai untuk memuaskan pikiran. Seandainyalah di adakan voting (sesuai model demokrasi yang kita anut hari ini, one man, one vote). apakah yang banyak dipilih oleh manusia? Harta, tahta atau wanita (sex)? Belum ditemukan lembaga yang pernah mengadakan survey tentang pilihan manusia terhadap tiga hal ini. Maka kucoba mencari jawaban berdasarkan akal. Pilih salah satu dari dua hal ini: hidup atau mati? Aku dan kita semua -para sufi yang sudah sampai ke maqam ma'rifat seperti Syaikh Siti Jenar tidak diikutkan-, pastilah memilih hidup daripada mati. Karena ketika sakit saja kita sibuk berobat ke dokter dan minta dido'akan agar cepat sembuh. Artinya tidak ada manusia biasa yang memilih kematian, ketika masih diberi kesempatan untuk hidup. Pilihan pastilah hidup. Nah, dari ketiga faktor yang kita pertanyakan: harta, tahta dan wanita, yang hidup hanyalah satu: wanita. Kitapun dapat menyimpulkan, bahwa pilihan manusia ketika dihadapkan untuk memilih satu saja dari ketiga faktor tersebut adalah wanita. Ingatanku melayang kepada kisah israk dan mi'raj Nabi saw.  Ketika dalam perjalanan Beliau dipanggil-panggil seorang perempuan. Nabi tidak mahu menoleh dan berhenti, sehingga bertanya: -siapa? +Dialah dunia. Kita menemukan jawaban -berdasarkan aka?l kita adalah wanita atau sex. Kulanjutkan mencari pembenaran dari sumber lain -ini anjuran sahabatku Prof. Kancil agar jangan pernah berhenti berfikir- atau mencari sudut pandang yang berbeda tentang harta, tahta dan wanita. Akhirnya syetan jadi sasaran. Aku meminta pendapat syetan tentang masalah ini. Tujuannya adalah agar pandanganku lebih obyektif. Selain itu aku ingin menjadi orang yang demokratis. Karena syarat menjadi orang yang demokratis itu adalah mahu mendengar dari siapapun, termasuk musuh, kalau memang itu benar dan baik ya harus diterima. Musuh bersama dan nyata yang sepakat dipanggil syetan dan selalu dikutuk setiap orang taat mendengar namanya, dengan seksama  kuminta pendapatnya untuk memilih satu dari tiga faktor tadi: harta, tahta atau wanita? Ternyata syetan berpendapat sama. Seperti riwayat berikut: Dan dari hasan bin Shalih, dia berkata, "Aku pernah mendengar setan berkata kepada wanita, "Engkau adalah separuh pasukanku, engkau adalah anak panah yang kuluncurkan dan aku tidak pernah salah sasaran. Engkau adalah penyimpan rahasiaku dan engkau adalah utusanku jika aku membutuhkan."Yang berikut ini firman Tuhan dan sabda Nabi mengenai wanita: Dihiasi bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang gandrungi berupa syahwat terhadap wanita, anak-anak,tumpukan-tumpukan emas dan perak, kuda-kuda yang mahal, binatang ternak dan sawah lading, itu semua hakikatnya hanyalah kenikmatan hidup di dunia, dan di sisi Allah ada tempat kembali yang terbaik. (QS: Al-Imran: 14). “Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pencarianku selesai. Secara obyektif dan demokratis, tanpa rasa dan prasangka, pandanganku tentang korupsi disebabkan oleh sex. Tibalah giliran menyelesaikan  masalah korupsi yang tak pernah selesai. Ini tugas KPK.


Halaman Orisinil disini

ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © About Much Link Found in This Blogspot. All rights reserved. Template by CB