ADSENSE HERE!
Anam Khoirul Anam: lahir di Ngawi, 26 Juni 1982. Pasca kuliah, ia begitu ingin serius dalam mengembangkan potensi menulisnya dan ingin lebih memperdalam jiwa sastrawinya lewat buah pikir dan lewat kreasi kreatif jemari-jemarinya yang ‘dingin’. Selain memperdalam dan mengembangkan kreatifitas menulisnya, ia juga mendirikan sebuah wadah kepenulisan agar lebih memberdayakan khazanah literasia: Anam Khoirul Anam Reader (AKAR).
SEISI alam serasa penuh sesak oleh badai dan gelombangPada rongga dada yang telah terselip perih nan pedihdiantara keterjagaan nafas yang kembang kempisGurat nestapa itu tak ingin beranjak dari temaram asapilu kian mengada dan lesukan gairah yang ingin menyalaGemuruh menggema di kedalaman jasatyang kian memaku bisu pasang surutnyamemekakkan telinga yang terus membengkakSorot mata tak lagi berbinar seperti matahari membelah kelamsedangkan pedih yang tertahan semakin meronta, meradang, dan merajamGetir kian pahit diantara lidah yang terasa asamsebab sesuap asa telah basiJiwa semakin tak henti mengiba atas asa yang luruh runtuhlaiknya gunung salju yang meleleh oleh sengatan cahaya fajarDedaunan belum terlihat tumbuh biak diantara tanah gersangnamun kemarau lagi-lagi datang pada musim yang tak tepathingga pupuskan apa yang ingin tumbuh lalu kering merontang,dan laun jatuh berguguran, kemudian hilang terbang terbawa anginMaka dari itu, dengarlah detak jantungku yang kian meradang kencangbarangkali kau akan mendengar jerit rintihnya seperti rengek kudayang terhujam anak panah runcing hingga menembus tubuhItulah suasana hatiku diantara pusaran waktu yang kian pekatsebuah ratapan pilu yang pasang surut dalam kesunyian panjangDiantara gelap dan terang, kau akan melihat akumeringkuk di sisi ruang dan kau akan dengarkan nafaskuselalu senandungkan goresan asa yang serupa asapJogjakarta, 10 Maret 2009
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment